Guenther Steiner, mantan karyawan Red Bull yang lebih dikenal sebagai Team Principal Haas, telah menyaksikan kesulitan Christian Horner tahun ini dari luar paddock F1 .

Horner menjalani penyelidikan atas perlakuan tidak senonoh, sebelum akhirnya dibebaskan. Namun, ma𒉰salah lebih besar muncul di trek saat penampilan Red Bull mulai menurun.

Steiner menegaskan masa depannya di tim a🥃kan ditelit♐i jika ia tidak dapat menstabilkan keadaan.

"Tentu saja. Saat Anda menang, apa pun yang Anda lakukan tidak apa-apa," kata Steine🔯r pada podcast Red Flags.

“Saat Anda 𓆏berhenti menang, Anda menjadi renta🃏n. 

"Jaket antipeluru Anda semakin menipis.

𒐪“Jika peluru yang ditembakkan semakin banyak, pada tahap tertentu, mempertahankan diri akan menjadi sulit.”

Red Bull telah kehilangan pimpinan klasemen konstruktor dari McLaren, yang tampaknya akan segera mengk▨laim gelar tersebut.

Max Verstappen masih mempunyai selisih 52 poin dari Lando Norris yang sedang dalam perfo꧙rma terbaiknya di klasemen pembalap.

Verstappen akan bergabung dengan Mercedes?

Verstappen dipastikan akan tetap di Red Bull tahun depan ka🀅rena susunan pembalap F1 2025 hampir tuntas.

Namun, masa depannya setelah itu masi𝓡h jadi perdebatan panas.

Meski kontraknya dengan🌠 Red Bull hingga akhir ൩2028, Mercedes dan Aston Martin dilaporkan tengah mengawasinya.

"Saya melihatnya mendarat di Mercedes. Namun, ia punyaಌ pilihan," kata Steiner. “Saya melihatnya🍷 di Mercedes pada tahun 2026.”

Toto Wolff tidak merahasiakan kekagumannya terhadap Verstappen meski𝔉pun ia menegaskan bahwa susunan pembalapnya untuk tahun 2025, George Russell dan Kimi Antonelli, akan bertahan untuk jan💯gka panjang.

Tetapi Wolff dan Horner berselisih 🎐pendapat mengenai masa depan Russell.

Horner menegaskan bahwa Russell mungkin menarik minat Red Bull di mas𓄧a mendatang.

"Yang pasti, a🅠da banyak perdebatan," Steiner bereaksi. "Tetapi🍸 tidak ada asap kalau tidak ada api.

“Chr📖istian akan membutuhkan pembalap hebat jika Max pergi. Dan George, sudah pasti, ada di sana.”